Sudah sejak lama saya memikirkan teka-teki terkait dengan pelarangan kegiatan AMORC (Ancient Mystical Order of Rosae Crucis / Rosy Cross / Rosi Crucian) oleh Presiden Sukarno yang terdapat dalam PEPERTI RI No 7 Tahun 1961, bersama dengan Vrijmetselaren Loge dan Moral Rearmament Movement. AMORC memang terkenal dengan lawatannya ke berbagai penjuru dunia, untuk mencari "kebijaksanaan kuno." Tidak mengherankan kalau benar mereka sampai ke Indonesia. Namun sejauh ini, bukti keberadaan Rosicrucian/AMORC belum dapat ditemukan, sampai saya menemukan Rosicrucian Digest ini.
Dalam Rosicrucian Digest Volume XVII,
Mei 1939, no 4, terdapat sebuah artikel berjudul Ancient Brotherhoods
Support AMORC in Freedom of Thought Campaign, yang memuat dua subjudul F.
U. D. O. S. I. Reports Growth Of Affiliated Orders dan International
Secretary Warns Against FALSE Rosicrucian Confederation. Pada artikel
kedua, yang berisikan peringatan dari Ordo Pusat mengenai bahayanya Ordo2
Rosicrucian palsu, sebuah loji Rosicrucian / AMORC di Surabaya dijadikan
ilustrasi untuk barometer keaslian sebuah ordo, maksudnya berafiliasi
langsung pada AMORC-nya Spencer Lewis.
Point penting di sini adalah bahwa ada
parameter2 tertentu dalam sebuah loji Rosicrucian (juga mason), baik dari
unsur2 penyusunnya, maupun peletakan unsur2 tersebut. Loji ini masih belum
terkuak sampai saat ini dan masih belum ada info lanjutannya, ada kemungkinan
berafiliasi dengan Loji De Vriendschap tempat Raffles diinisiasi, namun
masih belum bisa dipastikan.
Jika dilihat sepintas sangat mirip
dengan interior sebuah Loji Freemasonry, dan mungkin memang berhubungan.
Entahlah, belum ada data lanjutan yang bisa dikonfirmasi. Namun hal ini
setidaknya sudah membuktikan bahwa, Ordo-ordo Rosicrucian yang
"official" sudah mengakui bahwa di Indonesia, di Surabaya, pernah
berdiri sebuah Loji Rosicrucian yang mereka akui (recognise). Dengan
demikian benar bahwa selain dari bukti pelarangan ordo ini oleh Presiden
Sukarno, artikel ini juga menjadi bukti tambahan bahwa mereka pernah eksis di
bumi pertiwi, meski memang masih gelap, masih perlu penelitian lebih lanjut.