Dirham Fauzan Ibrahim

Kamis, 16 Mei 2013

Tentang Yakjuj Makjuj (7) Garis Keturunan Yakjuj Makjuj

Bangsa Sycthia Adalah Keturunan Suku Israel Yang Dibuang Raja Sargon II, Raja Asyria
Suku-suku Israel dari Kerajaan Israel Utara yang dibuang oleh bangsa Asyria pada tahun 721 SM telah menjadi suku nomad. Jair Davidy dalam bukunya yang berjudul Origin menyebutkan bahwa para ahli sejarah modern mencoba membedakan dua bagian bangsa Sycthia. Pertama yaitu sebutan Scythia untuk bangsa yang berada di barat Laut Kaspia dan utara Kaukasus. Kedua, sebutan Sakae untuk bangsa Scythia yang berada di timur Laut Kaspia. Bangsa Scythia-Sakae yang dikenal sebagai bangsa “Sexe” dan sebagai “Saxon”, atau “Anglo Saxon” adalah bangsa yang muncul dari bangsa Scythia-Sakae. Kota Saksin yang berada di barat Laut Kaspia, disebut Saxon City. Saksin adalah salah satu ibukota Khazar yang merupakan orang Scythia yang secara tradisional disebut sebagai keturunan suku-suku Israel dari garis Mannaseh dan Simeon.

Vahan M. Kurkijan (1958) dalam bukunya yang berjudul A History of Armenia, menyebut tentang adanya bekas-bekas kota Scythia di wilayah Uti Armenia. Kota itu bernama Shacasen. Kemungkinan dari kata itulah istilah Saxon muncul. Mereka memberi nama suku mereka dengan nama ini. Setelah kekalahan Scythia di Asia Barat, mereka melarikan diri ke padang rumput Eurasia. Kemudian mereka menuju ke barat yaitu Eropa dengan membawa nama Shacasen atau Saxon. Mereka tinggal di Jerman memasuki kepulauan Inggris hingga beranak pinak di sana.

Pada abad pertama Masehi, Josephus menegaskan bahwa penduduk Parthia-Sacae-Scytia adalah salah satu keturunan sepuluh suku yang hilang dari Bani Israel. Mereka dibuang oleh kerajaan Asyria sejak tahun 700 SM. Sepuluh suku Israel ini tersebar luas di seberang sungai Eufrat.

Amerika Serikat dan Inggris Adalah Keturunan Langsung Yakjuj Makjuj Scythia.
Hanok ben Galutyah (2007) dalam artikelnya yang berjudul The Republic of Sakha, Ancient Israelite Residue menyebutkan kekerabatan yang dekat antara orang berbahasa Turki di Asia Tengah dengan orang Amerika. Lebih lanjut Hanok menjelaskan:

“Terdapat bukti yang menarik bahwa penghuni asli benua Amerika (terutama Y-Haplogroup Q) juga mempunyai hubungan dengan orang berbahasa Turki. Artikel itu menyimpulkan, diantara masyarakat Asia Kuno yang mempunyai leluhur orang Turki diketahui telah berpindah dari tanah air mereka di Stepa Asia Tengah dan Siberia ke arah timur, barat, utara, dan selatan. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui pula bahwa rakyat asli Amerika telah berpindah tempat dari Asia ke tanah air baru mereka di Amerika beribu-ribu tahun yang lalu.”

Berdasarkan informasi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa benua Amerika termasuk lokasi kediaman Yakjuj dan Makjuj dari garis keturunan Turki-Scythia. Mereka memasuki benua Amerika dengan cara melewati Selat Bering, yaitu selat yang memisahkan antara benua Asia dan benua Amerika. Kemudian mereka melewati Alaska, menuju Kanada dan Amerika Serikat. Diantara mereka ada juga yang mengembara hingga ke Amerika Selatan.
Para penjelajah Cina dari Dinasti Ming (1421 M) yang pernah mengunjungi benua Amerika pada abad ke-14 pernah melihat penghuni benua Amerika yang suka memakan sesama manusia.

Sebuah artikel yang ditulis oleh United Church of God berjudul The United States and Britain in Alkitab Prophecy menjelaskan secara kronologis mengenai asal-usul keturunan bangsa Amerika dan Inggris. Sebagai pendahuluan, terdapat artikel yang berjudul Two Nation That Changed The World, sedangkan penjelasan tiap-tiap bab sebagai berikut:

1. “God’s Commitment to Abraham and His Descendants”. Bab ini menjelaskan dalil-dalil Alkitab yang berkenaan dengan janji Tuhan terhadap keturunan Ibrahim (Abraham).

2. “Israel Golden Age”. Bab ini menjelaskan masa keemasan Israel dibawah kepemimpinan nabi Daud dan Sulaiman.

3. “From Empire to Exile”. Bab ini berisi penjelasan mengenai sebab-sebab kehancuran Israel pasca wafatnya Sulaiman. Dimulai dari perpecahan Israel menjadi dua kerajaan yaitu Judea (Judah) dan Israel Utara (Efraim). Efraim adalah anak keturunan nabi Yusuf. Raja Jeroboam (Israel Utara) mengubah agama Israel menjadi penyembah berhala. Tuhan menghukum kerajaan Israel Utara dengan mengirim bala tentara Asyria. Kerajaan Israel Utara hancur, semua penduduknya dibuang, Israel keturunan Efraim hidup dalam pembuangan.

4. “The Mysterious Scythians Burst Into History”. Bab ini berisi penjelasan mengenai bangsa Scythia yang dihubungkan dengan hilangnya Sepuluh Suku Israel. Dijelaskan juga bahwa bangsa Scythia juga adalah Sepuluh suku bangsa Israel yang hidup dalam pembuangan.

5. “Britain and United States Inherit Jospeh’s Brithright. Bab ini berisi penjelasan tentang janji besar untuk keturunan Yusuf yang terdapat dalam Alkitab. Didalam Alkitab, Tuhan menjanjikan kepemimpan pada keturunan Yusuf. Bangsa Inggris dan AS dipercaya sebagai perwujudan janji Tuhan. Kehebatan militer Inggris dan Amerika di seluruh dunia merupakan janji Tuhan untuk keturunan Yusuf. Keduanya juga dianggap sebagai bangsa yang diberkati. Masa depan Anglo-Saxon yang cemerlang.

6. “From Punishment to Destiny”. Bab ini menjelaskan tentang perubahan hukuman menjadi berka. Yang dimaksud adalah janji disatukannya Israel dan Judah dibawah kepemimpinan Yesus yang akan turun pada akhir zaman. Penjelasan mengenai kemenangan Israel.

Dari artikel tersebut, dapat diketahui bahwa Scythia adalah keturunan Israel Efraim yang kemudian mengembara menjadi bangsa Anglo-Saxon di Inggris dan Amerika Serikat. Jika dihubungkan dengan pendapat Josephus yang menyebut Magog adalah bangsa Scythia berarti bangsa Israel, Amerika Serikat, dan Inggris adalah anak keturunan Magog (Makjuj). Hal ini berarti seluruh negara tersebut adalah Yakjuj dan Makjuj.
Steven M. Collins (2003) dalam bukunya, The Ten Tribes Of Israel...Found! berisi kesamaan tema dengan artikel United Church of God. Hanya saja yang membedakan, tulisan Collins tidak membahas mengenai Amerika Serikat.

Dalam ringkasan bukunya, Collins menulis “Scythia” adalah istilah yang digambarkan banyak orang sebagai suku yang hidup di Asia Kuno dekat Laut Hitam dan Laut Kaspia. Banyak suku Scythia, Sacae dinamakan menurut keturunan yang disegani di Alkitab sebagai Isaac. Sacae muncul di daerah ini setelah kejatuhan Kerajaan Israel. Orang Yunani mencatat bahwa orang Scythia di Laut Hitam adalah orang yang beradab. Mereka dikenal sebagai masayarakat yang menjauhkan diri dari agama asing serta mempunyai ciri khas Ibrani dengan larangan memakan daging babi.

Orang Scythia menamakan kembali semua sungai yang mengalir ke Laut Hitam dengan nama-nama modern sekarang seperti Danube, Don, dan lain-lain. Hal tersebut mereka lakukan untuk mengabadikan nama suku Israel yang bernama Dan. Suku Sacae hidup di sebelah utara Palestina (Laut Hitam) ketika nabi Jeremiah menyampaikan pesan kepada sepuluh suku Israel yang hidup di utara Palestina.

Inggris dan Amerika Adalah Keturunan Scythia.
Mayoritas ahli sejarah mengakui bahwa orang Anglo-Saxon membuat suatu persediaan kaum yang ditemui di beberapa bangsa Barat modern. Sebuah halaman website bernama Brit-Am (Britain Amerika) membicarakan secara khusus mengenai perjalanan diasporan Bani Israel (Sepuluh Suku Yang Hilang).

Website ini menyimpulkan orang-orang Inggris dan Amerika memiliki akar keturunan yang sama dari sepuluh suku Israel yang hilang, yaitu suku Scythia/Sacae atau Saxa/Saxon. Pada 1723 , seorang pelarian yang juga seorang cendekiawan gereja Perancis Huguenot, Dr. Jacques Abbadie menulis sebuah buku yang berjudul The Triumph of Providence (Kemenangan untuk Masa Depan). Di dalam bukunya ia menyatakan, “Adalah tidak mungkin sepuluh suku Israel terbang menghilang ke udara, atau terbenam ke dalam bumi. Mereka adalah sepuluh suku Gothic yang masuk Eropa pada abad kelima sebelum masehi,...dan mendirikan sepuluh bangsa Eropa modern.”

Menurut Jordanes dalam tulisannya yang berjudul “Getica”, suku Goth termasuk dalam keturunan suku Scythia. Mereka berasal dari kawasan yang berdekatan dengan Laut Azov. Menurut Jordanes, mereka pindah ke arah utara menuju Scandzia. Di tempat tersebut, mereka mendirikan sebuah pemisahan garis raja secara diam-diam di pulau Gotland.

Dalam website gereja “Orange Street Congregational Church”, menjelaskan 9 prinsip pemahaman kepercayaan yang menjadi landasan keimanan mereka. Pada prinsip ketujuh dan delapan berkaitan dengan kepercayaan terhadap bangsa Celto-Anglo-Saxon.

Prinsip ke-7 Kami percaya: Bangsa Israel terbagi menjadi dua kerajaan. Satu disebut Judah (Judea) dan satu lagi disebut Israel. Sekitar 745-676 SM, kerajaan Israel dibawa ke Asyria dan tidak pernah kembali ke Palestina. Mulai saat ini mereka menjadi Sepuluh Suku Israel Yang Hilang. Sejarah menceritakan kepada kita bahwa migrasi mereka dari Asyria melalui Rusia Selatan menuju Eropa dengan berbagai nama seperti Chimmeria, Goth, Angle, Jute, Saxon, Dane (Denmark), Viking dan penduduk Normandy.

Prinsip-8 Kami percaya: Keturunan yang benar dari Israel adalah Celto-Anglo-Saxon, Skandinavia, Jerman, Dutch (Belanda), rakyat Australia, Kanada, Afrika Selatn, Selandia Baru, Amerika (A Great Nation), dan Kepulauan Inggris (A Great Nation and Company of Nation).

Jika bukti tersebut dihubungkan dengan teori halaman situs yang dibuat oleh United Church of God yang berjudul “The United States and Britain in Alkitab Prophecy” serta buku karangan Steven M.Collins (2003) yang berjudul “The Lost Ten Tribes of Israel...Found!” dapat diketahui bahwa bangsa-bangsa Eropa, Amerika Serikat, dan Australia adalah keturunan Saxon (Scythia), bangsa Scythia sendiri adalah keturunan dari Magog.

John S.C. Abbot (1859) didalam bukunya yang berjudul “The Empire of Russia” menyebutkan bangsa Indian di Amerika Utara termasuk bangsa keturunan Scythia.
Teori Scythia adalah Yakjuj Makjuj adalah berasal dari Flavius Josephus. Ia menginditefisikan Magog (Makjuj) sebagai Scythians (orang Scythia) didalam bukunya yang berjudul “Jewish Antiquities” .
Magog berasal dari Magogians (orang Magog). Nama Magog berasal dari mereka. Orang Yunani disebut Scythians (Scythia).

Jika hal ini benar, ia akan mendukung pendapat Syaikh Abdurrahman As-Sa’di dalam bukunya “Fitnah Ad- Dajjal wa Yakjuj wa Makjuj” ia menjelaskan Yakjuj Makjuj adalah “Bangsa-bangsa Eropa dan orang yang mirip seperti mereka dari penduduk Amerika.”

Didalam kitab Ezekiel 38: 1-4 diterangkan:
“Datanglah kata Tuhan kepadaku, bunyinya, ‘Hai anak Adam! Tunjukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah Majuj, raja Jus, Mesekh, dan Tubal dan bernubuatlah akan halnya’. Katakanlah. Demikianlah kata Tuhan Hua. Hanya aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus, Mesekh, dan Tubal. Dan kubawa engkau berkeliling dan kububuhkan kait pada rahangmu...”

Didalam ayat tersebut, Juj diuraikan dengan sangat jelas. Dalam kutipan tersebut, Juj memiliki pengertian yang sama dengan Yakjuj dalam Al-Qur’an. Dia dikatakan sebagai raja Rusia, Moskow, dan Tubal. Sementara itu, Majuj (Makjuj) hanya dikatakan sebagai “Tanah Makjuj”. Tiga nama yang disebutkan dalam Alkitab ialah Rus atau Rusia, Masekh atau Moskow, dan Tubal atau Tobolsk. Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tobolsk adalah nama dua sungai yang terletak di sebelah utara Pegunungan Kaukasus. Sungai Omask nengalir melewati kota Mosko, sementara sungai Tobolsk adalah dua kota yang termahsyur di Rusia. Mengingt begitu jelasnya deskripsi, jadi tidak perlu diragukan lagi siapa Yakjuj itu.

Jadi jelas sekali yang dimaksud dengan Juj adalah Rusia, tempat kediaman bangsa Slavia, dan Makjuj adalah nama negara yang sama. Jadi, disatu sisi Juj dikatakan sebagai raja Rusia. Namun disisi lain dia digambarkan mendiami tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua suku bangsa yaitu, Slavia dan Teutionia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa Inggris dan Jerman. Hal ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa Juj adalah nama bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Makjuj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia.
Terlihat juga bahwa kedua bangsa di atas pada mulanya mendiami tanah yang sama. Bisa jadi Juj, dan Majuj adalah nama atau julukan nenek moyang untuk kedua bangsa ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya kenyataan bahwa patung Yakjuj dan Makjuj sudah berdiri di depan Guildhall London yang terkenal sejak jaman dahulu.

Jika dua nama itu tidak ada hubungannya dengan nenek moyang bangsa-bangsa ini, mengapa patung mereka ada pada gedung Dewan Perwakilan Rakyat ?



Berdasarkan keterangan yang terdapat didalam Alkitab, serta bukti sejarah yang telah dilengkapi dengan dua patung di London maka sudah dipastikan bahwa Yakjuj dan Makjuj bukan nama imajiner. Kedua nama itu adalah nama dua suku bangsa yang mendiami benua Eropa dan yang seluruhnya menutupi daratan Eropa. Dapat juga dilihat tanda-tanda yang jelas mengenai identitas bangsa-bangsa seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an bahwa mereka akan mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi. Berdasarkan dalil tersebut, JELASLAH BAHWA YAKJUJ MAKJUJ ADALAH BANGSA EROPA YANG NANTINYA AKAN MENGUASAI SELURUH MUKA BUMI.

Tuduhan kaum Orientalis-Zionis-Evangelis tentang Yakjuj Makjuj yang akan muncul pada akhir zaman adalah kaum Muslimin tidak beralasan. Sejarah dan inskripsi Yahudi sendiri (Flavius Josephus) yang membuktikan Gog Magog adalah bangsa Scythia (bangsa Indo-Eropa dan berbahasa Indo-Eropa). Para ahli Tafsir Alkitab dari Barat menafsirkan Scythia adalah keturunan bangsa Israel Utara yang pernah dibuang oleh kerajaan Assyria pada tahun 721 SM.

Bahkan setelah menemukan hubungan Scythia = Israel, para Evangelis Zionis ini mencoba membersihkan karakter Scythia dari kaum ganas abad ke-8 hingga 5 SM menjadi bangsa yang baik keturunan nabi Ishak (Isaac). Nama Isaac diduga berasal dari nama “Saca” atau “Scythia”. Kemudian demi menjaga hubugnan baik dengan Eropa dan Amerika para Evangelis-Zionis membuat suatu kesimpulan bahwa bangsa-bangsa Eropa dan Amerika adalah keturunan Sycthia (Israel).

Berdasarkan sumber-sumber Evangelis-Zionis ini dapat disimpulkan Gog Magog adalah Scythia atau Saca atau Saxon (Anglo Saxon) keturunan Israel, yang sekarang menjadi bangsa-bangsa Eropa dan Amerika.
Logikanya, kolonialisme bangsa Eropa atas negeri-negeri Timur dan Islam pada abad ke-18 hingga 20 M adalah salah satu episode keluarnya Yakjuj dan Makjuj.

Wallahualam Bissawab !

Sumber: Dikutip dari buku Jejak Yakjuj dan Makjuj Dalam Inskripsi Yahudi (Wisnu Sasongko)

Baca juga:









Tentang Yakjuj Makjuj (6) Disinformasi Evangelis dan Zionis Tentang Yakjuj Makjuj

Disinformasi Evangelis dan Zionis Tentang Gog Magog.
Para penulis barat dari kalangan Evangelis dan Zionis mencoba menjelaskan definisi Yakjuj Makjuj yang disebut dalam Alkitab sebagai negara-negara Islam. Bahkan seorang doktor dibidang filsafat (Ph. D), Ernest L. Martin dalam artikelnya yang berjudul “Afghanistan (Gog Magog)”, menyebut bangsa Afghanistan sebagai Gog Magog. Lebih dari itu orang Jawa di Indonesia juga ikut dituduh sebagai bala tentara Gog Magog. Hal itu berdasarkan pada informasi kitab Ezekiel dan Isaiah. Jauh sebelum Martin menulis artikel ini, banyak penulis barat yang mengkaji tema akhir zaman ini. Mereka kemudian menyebut kaum Muslimin sebagai Gog Magog yang akan menghancurkan Israel. Benarkah semua ini ?

Pemahaman yang dipiutarbalikkan ini, dalam jangka waktu panjang akan memunculkan pemahaman ekstrem Barat. Lebih parah lagi apabila mereka menganggap negara-negara Timur Islam layak dihancurkan sebelum menjadi Gog Magog pada akhir zaman. Realitas dari pemahaman yang keliru itu adalah PENGHANCURAN NEGARA-NEGARA ISLAM DARI TIMUR TENGAH HINGGA WILAYAH TIMUR , TERMASUK MALAYSIA DAN INDONESIA. Realisasi dari pemahaman itu dapat dilihat sekarang, yaitu penghancuran Afghanistan, Irak, Lebanon, Palestina, dan sepertinya antara Indonesia dan Malaysia.

Tulisan ini berusaha mematahkan pemahaman para Evangelis dan Zionis dan meluruskan kembali dan mencoba membalas argumentasi dengan menggunakan sumber-sumber dari Yahudi dan Barat sendiri. Dari sumber Yahudi dan Barat sendiri terbukti Gog Magog berasal dari keturunan Israel, bangsa-bangsa Eropa dan Amerika. Gog Magog menurut Flavius Jospehus adalah bangsa Scythia. Bangsa ini dikenal sebagai keturunan langsung dari Sepuluh Suku Bani Israil yang dibuang oleh raja Assyria bernama Sargon II pada tahun 721 SM. Scythia atau disebut Saca, Sacae, Saka, dan Saxon; Anglo-Saxon ini kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika.

Berikut ini adalah pendapat Ernest L. Martin, Ph.D dalam website A.S.K. (Associate For Scriptual Knowledge). Tulisan bertanggal 1 November 2001 itu berjudul Afghanistan (Gog Magog) :
Pada masa akhir zaman pemerintahan Antichrist di bumi, kami menemukan kawasan Afghanistan sebagai tempat penetapan ramalan Alkitab. Mari kita lihat Ezekiel 38: 1-8 :
“And the word of the LORD came unto me, saying, Son of man, set thy face against Gog, the land of Magog, the chief of Meshech and Tubal, and prophesy against him, and say, Thus saith the Lord GOD; Behold, I am against thee, O Gog, the chief of prince Meshech and Tubal; and i will turn thee back, and put hooks into thy jaws, and i will bring thee forth, and all thine army, horses and horsemen, all of them clothed with all sorts of armour, even a great company with bucklers and shields, all of them handling swords: Parsi, Ethiopia, (Hebrew: CUSH or the area of the Hindu Kush Mountains, that is: Afghanistan), and Libya (Hebrew: PHUT or the area of India) with them; all of them with shield and helmet: Gomer and all his band; the house of Togarmah of the north quarters, and all his bands; and many people with thee. Be thou prepared for thyself, thou, and all thy company that are assembled unto thee, and be thou guard unto them. After many days thouvshalt be visited: in the latters years (in the time of Antichrist) thou shalt come into the land that is brought back from the sword, and is gathered out of many people, against the mountain of Israel, which have been always waste: but is brought forth out of the nations, and they shall dwell safely all of them.”

Martin menafsirkan kata “Parsi dan Ethiopia” sebagai “KUSH” dalam Ezekiel 38:5. “Chus” disebut pegunungan Hindu Kush yang terletak di Afghanistan. Martin menyebutkan “Hebrew: CUSH or the area of the Hindu Kush Mountain that is: Afghanistan” (Dalam bahasa Ibrani “CUSH”, atau kawasan pegunungan Hindu Kush adalah Afghanistan). Kata “PUT” atau “PHUT” adalah India, dalam teks diatas disebut Libya. Kita tidak tahu apakah teks asli berbahasa Ibrani ini tertulis “Kush” atau “Parsi maupun Ethiopia.” Begitu juga “Phut” atau “Libya”. Data tersebut adalah kesalahan yang nyata dalam penulisan suatu kitab yang tidak menyertakan tulisan aslinya sehingga terjemahannya menjadi tidak jelas rujukannya.

Martin melanjutkan, lalu kemudian, dari kawasan Iran dan Afghanistan (dan dari kawasan sekitarnya) pasukan tentara Gog (kekuatan Antichrist) akan menguasai kendali tentara mereka atas “Tanah Magog”.
Kitab Wahyu 20: 8-10 memberitahukan kepada kita bahwa Gog akan memimpin pasukan tentara dari Magog. Pasukan Gog ini akan berkumpul di Iran dan Afghanistan (dan wilayah sekelilingnya) untuk kemudian menyeberangi sungai Eufrat, lalu menyerbu Israel (yaitu Israel yang terwujud pada zaman Antichrist) (Lihat Wahyu 16:12)

Pasukan Gog ini akan datang dari wilayah utara dan timur. Sungai Eufrat kering dan memudahkan mereka bergerak bebas menuju Israel. Inilah masa saat mereka berkumpul di lembah Megiddo ( Alkitab menyebut Armageddon) Pada akhirnya mereka akan berkumpul di gunung dalam peperangan melawan Jerussalem. Tuhan akan memusnahkan tentara Gog yang datang dari tanah Magog (Wahyu 16: 16-21)
Pendapat Martin ini diperkuat dengan artikel pada situs Zionis http:haSheml.net yang berjudul “Gog Magog: Locating Magog”. Artikel tersebut berusaha mengidentifikasikan bangsa Yakjuj dan Makjuj atau Gog Magog sebagai bangsa Iran, Afghanistan, dan Pakistan.
Dahulu ketika orang-orang Yahudi menjadi korban kekejaman Adolf Hitler di Jerman, mereka serentak menyebut Jerman (German) sebagai keturunan bangsa Gomer. Gomer adalah bangsa yang dipercaya sebagai sekutu Gog Magog. Setelah itu mereka menyedot habis kekayaan bangsa-bangsa yang berbahasa Jerman dengan penipuan yang bertopeng “Holocaust Industry”.

Dan sekarang mereka mencoba menghapus definisi Jerman sebagai Gomer. Sebaliknya, mereka beralih melekatkan kata “Gomer” pada negara-negara Islam lainnya dengan cara menghubungkan kata tersebut dengan nama kota sekaligus wilayah di Iran, “Kerman”. Hal ini diperkuat dengan usaha mendefinisikan ulang kata “Scythian”. Dahulu, didalam sumber-sumber kuno, cendekiawan Yahudi bernama Flavius Josephus menyebut Scythian adalah Magog (Makjuj). Pada tahun 2006 M, pendapat ini diralat para Yahudi Zionis modern dalam situs http:haSheml.net sebagai bangsa Iran, Afghanistan, dan Pakistan. Hal ini kemungkinan dilakukan karena motif kebencian yang membara terhadap negara-negara Islam. Berdasarkan hal itu, tampak watak asli para Zionis dan penyokongnya dari dahulu hingga sekarang. Mereka memuji-muji orang yang memberi makan mereka dan sebaliknya mencaci maki orang yang tidak memberikan keuntungan bagi mereka.

Jadi benar apa yang dikatakan nabi Israel yang bernama Mikha yang hidup di Jerussalem pada tahun 737-690 SM. Mikha menyebut sifat-sifat nabi palsu Israel sebagai PENIPU.
“Beginilah kata Tuhan terhadap para nabi, yang meyesatkan bangsaku, yang apabila mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah, mereka menyerukan damai. Akan tetapi, terhadap orang yang tidak memberikan sesuatu ke dalam mulut mereka, mereka menyatakan perang.” (Mikha 3:5)

Sekarang, fenomena nabi-nabi (pembawa berita) palsu dari kalangan Evangelis dan Zionis merebak kembali. Sifatnya sama persis dengan yang dikatakan Mikha 3:5
Dalam halaman situs Zionis haSheml.net tersebut, kata “Scythian” dihubungkan dengan “Baluchistan”, suatu kawasan yang luasnya tersebar diketiga negara, Iran-Afghanistan-Pakistan. Halaman situs Zionis itu bertanggal 17 Agustus 2006. Berkaitan dengan pembahasan Scythian, wilayah “Sistan dan Baluchistan”, dalam sejarah disebut “Sakastana dan Baluchistan”. Kedua kata tersebut juga disebutkan dalam Ensiklopedia bebas Wikipedia: “...The Persian language name Sistan comes from Old Persian Sakastana, meaning ‘Land of the Sakas’..”

Berdasarkan data tersebut, suku Gog Magog Scythian dikatakan menempati wilayah yang disebut Tanah Saka, yaitu Baluchistan. Kemudian, situs tersebut menunjukkan peta lokasi “Tanah Scythian” atau “Tanah Magog” di negeri Iran, Pakistan, dan Afghanistan.
Tuduhan yang menyimpang tersebut seolah-olah memberi alasan jangka panjang kepada Barat dan para penyokong Zionis untuk menghancurkan seluruh peradaban Islam. Sebagaimana yang dilakukan Amerika dan Inggris di Afghanistan, Irak, serta Iran dan Syria.
Situs milik Zionis ini kemudian menulis dalam artikel berjudul Gog and Magog: Locating Magog. Berikut terjemahannya:
“Perang melawan Terorisme oleh George W. Bush dikenal oleh banyak pihak sebagai Perang Gog Magog yang berlangsung selama tujuh tahun. Dimulai dengan perang melawan Afghanistan. Sekarang kita lihat secara jelas Afghanistan adalah salah satu bagian dari Magog. Tahap akhir dari perang ini yang diramalkan ribuan tahun lalu adalah melawan Iran. Maka benarlah bahwa perang ini adalah perang Gog Magog sebagaimana juga yang didengar dari kata-kata dari banyak Tzadikim pada bulan lalu.”

Orang Jawa adalah Yakjuj Makjuj ?
Dalam artikel itu juga, Ernest L. Martin, Ph.D. merujuk pada Alkitab dan menganggap penduduk Jawa di pulau Jawa Indonesia, sebagai anak keturunan Yakjuj dan Makjuj dari keturunan Javan bin Japheth. Berikut terjemahan pendapat Martin:
“JAVAN yang oleh Isaiah diberitakan pada akhir zaman bersatu dengan TUBAL (rakyat Mongolia), yang pada gilirannya diasaskan dengan Magog. Bahkan dalam Ezekiel 27:13, 19, kita juga menemukan berita Ezekiel yang tidak lagi menghubungkan masyarakat JAVAN dengan Eropa. Orang JAVAN yang lama meninggalkan Eropa Selatan (meskipun demikian, nama JAVAN masih bertahan secara geografi di kawasan Eropa Selatan, terutama di Yunani). Namun ramalan Ezekiel pada zaman sekarang menempatkan JAVAN (bersama dengan Isaiah) dengan orang Mongoloid dari TUBAL, yang pada gilirannya yang bersekutu dengan MAGOG. Masyarakat JAVAN mengambil nama mereka ke Asia Tenggara, yaitu Indonesia. Masyarakat modern menyebutnya sebagai JAWA.”

Pendapat Martin tersebut dikutip oleh Peter Salami dalam artikelnya yang berjudul “Cina (Gog Magog) in Prophecy” . Peter menyebut pada waktu sekarang, penduduk Javan adalah mereka yang mengambil namanya di Asia Tenggara, yaitu Indonesia. Tempat banyak orang yang disebut Javanese (Jawa)

INI JELAS PEMUTARBALIKAN FAKTA !!! Jika kita melihat pada Table of Nation Lambert Dolphin, dapat diketahui bahwa Javan adalah saudara Magog. Keduanya adalah anak Japhet bin Nuh. Javan menurunkan bangsa Ionia dan Yunani, Spanyol, Syprus, Rhodes, dan Helass. Tidak disebutkan sama sekali Javanese atau orang Jawa.

Dalam artikel berjudul Old Testament Genealogy, disebutkan bahwa lokasi kediaman Javan adalah di negeri Yunani. Keturunan Javan, anak keempat Yafith, tinggal di Yunani. Flavius Josephus (abad ke-1 M) dalam bukunya yang berjudul Antiquities of the Jews, Buku I Bab 6 , no.1 menyebutkan bahwa Javan menurunkan orang-orang Ionia dan semua orang Yunani. Berikut terjemahannya:
“Sekarang, seperti Javan dan Madai, para putra Japhet; dari Madai datang Medeans, yang dsebut Medes oleh orang Yunani; tetapi dari Javan, diturunkanlah Ionia dan semua orang Yunani/Grecians”

Bahkan, dalam Talmud Babylonia edisi Michael L. Radkinson (1918 M), Tract Yomah (Day of Atonement I atau Hari Penebusan Dosa), Bab I, hlm 12, menyebutkan dengan jelas bahwa Javan adalah Greece (Yunani). Talmud itu merujuk pada Kitab Daniel 8: 2, yaitu “And the shaggy he-goat is the king of Javan (Greece)” (Dan kambing jantan yang berbulu kasar adalah raja dari Javan (Yunani). Dalam teks Alkitab LAI (1993), pada ayat yang sama disebutkan: “Dan kambing jantan yang berbulu kesat itu ialah raja negeri Yunani.”
Berdasarkan informasi tersebut, dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan Javan adalah Yunani (Greece), bukan “Jawa”. Hal itu adalah salah satu contoh dari keteledoran penulis barat yang menyebut sesuatu tanpa berdasarkan kajian ilmiah dan sejarah. Sebagaimana yang dilakukan Martin ketika ia menyebut Javan sebagai suku Jawa hal yang tidak pada tempatnya. Bahkan, jika dilhat dari sisi sejarah, masyarakat Jawa adalah orang yang lari serangan Gog Magog Chimmeria. Berdasarkan penjelasan itu, kita harus mempertanyakan gelar Ph.D. yang disandang oleh Ernest L. Martin.

Scythia Adalah Israel.
Banyak penulis barat dari kalangan Evangelis dan Zionis yang menafsirkan Gog Magog yang akan muncul pada akhir zaman sebagai gabungan dari negara Arab Muslim. Dari kitab Ezekiel 38 dan 39, mereka menafsirkan bahwa negara-negara Islam tersebut akan mengepung Israel. Benarkah pendapat itu? Apakah semua ini disebabkan ketidaktahuan mereka terhadap sejarah ? Atau mereka memang berniat menyelewengkan makna dengan sengaja ?

Jika kita kembali pada sejarah, tampak Gog Magog berasal dari Magog putra Japheth, Magog menurunkan gerombolan biadab Scythia. Benarkah kaum Muslimin adalah keturunan Scythia ? Justru pendapat-pendapat kontemporer saat ini banyak yang menafsirkan Scythia adalah Israel sendiri.
Hanok ben Galutyah (2007) dalam artikelnya berjudul “The Republic of Sakha, Ancient Israelite Residue” , menyebutkan asal-usul suku-suku pengembara nomad di padang rumput Eurasia. Mereka berasal dari garis keturunan Israel. Terdapat, indikasi berdasarkan Teori Haplogroup-nya Hanok ben Galutyah (2007), yang menyebutkan bahwa penghuni Eurasia adaalah keturunan Israel. Berikut pendapat Hanok:

“Dizaman sekarang, ada banyak kelompok etnik Eurasia yang secara tradisional bekas keturunan mereka adalah bangsa Saka-Scythia. Berdasarkan penelitian DNA.”

Banyak orang Eurasia di masa sekarang yang merupakan keturunan Israel Semit. Mereka bukan dari Yaphit sebagaimana yang sering diajarkan oleh para sejarawan Kristen.
George Rawlinson, adik laki-laki Sir Henry Rawlinson (penerjemah Inskripsi Batu Behistun), mengidentifikasikan Saka atau Gimiri didalam inskripsi Batu Behistun sebagai suku-suku Israel buangan yang peernah ditegaskan oleh Josephus pada abad pertama Masehi. Disini George Rawlinson menghubungkan :

“Kami mempunyai alasan logis yang berkaitan dengan suku Gimirri, atau orang Chimmeria yang pertama kali muncul diperbatasan Asyria dan Media pda abad ketujuh sebelum masehi., dan Sacae dari Batu Behistun, hampir dua abad sebelumnya yang identik dengan Beth-Khumree dari Samaria, atau Ten Tribes of the House of Israel/ Sepuluh Suku Dari Rumah Israel.”

Inskripsi Batu Behistun menghubungkan masyarakat yang dsikenal dalam Persia Old (Persia Lama) dan Elam sebagai Saka, Sacae, atau Scythia dengan masyarakat yang dikenal di Akkadia (Babylonia Lama) sebagai Gimirri atau Chimmeri. Hal ini penting karena sama dengan rujukan Asyria mengenai Kerajaan Israel Utara yang disebutkan di dalam catatan mereka disebut sebagai “Rumah Kaum Khumri”. Sebutan itu merupakan penamaan srtelah Raja Israel Omri pada abad ke-8 SM. Sebutan “Khumri”, “Omri”, dan “Gimirri” merujuk pada hal yang sama.
Seharusnya hal itu dapat menjelaskan sejak awal bahwa istilah “Chimmeria” dan “Scythia” merupakan isitlah yang sama. Di Akkadia, nama Izkuzai (Asguzai) terjadi pada situasi yang luar biasa. Gimirrai (Gamir) adalah sebutan normal untuk “Chimmerian” sebagaimana “Scythia” di Akkadia.

Orange Street Congregational Church (Jemaah Gereja Jalan Oranye) menegaskan bangsa Israel adalah Saka/Gimirri/Khumri, suatu suku yang sudah ada sejak abad ke-7 SM. Dalam situs mereka, terdapat suatu subjudul “Israel-Saka-Gimirri= Khumri”, dengan penjelasan sebagai berikut :

“Para peneliti mengesahkan masyarakat yang diketahui oleh Persia sebagai SAKA, yang oleh orang Babylonia disebut GIMIRRI, dan orang Asyria menyebutnya sebagai KHUMRI. Nama-nama tersebut adalah nama-nama yang berbeda, tetapi memiliki arti yang sama dan merujuk pada Sepuluh Suku Israel Yang Hilang dalam pembuangan. Kata “Saka” atau “Sacae” berarti “Rumah Isaac (Ishak)”, sementara istilah “Khumri” dan “Gimirri” diterjemahkan sebagai “House of Omri” (kemudian orang Asyria juga mengadaptasinya berbagai istilah Khumri, Gimirri dari Babylonia). Dari kata Khumri atau Gimirri tersebut, bisa didapatkan nama sebuah suku, yaitu “Chimmeria”.

Seorang penulis yang juga mendapat gelar Bapak Sejarah yaitu Herodotus pernah mengunjungi suku ini kira-kira pad tahun 450 SM. Sir Henry Rawlinson juga menegaskan hal tersebut:
“Kami mempunyai alasan mendasar yang realistis berkaitan dengan Gimirri atau Chimmeria. Mereka adalah suku yang kali pertama muncukl di Asyria dan Media pada abad ke-7 SM. Selain itu, terdapat juga Sacae dari Batu Behistun hampir dua abad setelahnya yang dikenal sebagai BETH-KHUMREE dari Samaria atau Ten Tribes of the House of Israel (Sepuluh suku dari Rumah Israel)...”

Israel dikenal dengan nama yang berbeda-beda oleh bangsa tetangganya. Terdapat indikasi kepentingan politik para Evangelis Barat dalam menafsirkan teks-teks Alkitab. Dahulu ketika umat Kristen Barat masih kuat memusuhi Yahudi (dari abad ke-3 hingga perang dunia ke-2 pada awal abad-20 M), mereka menafsrikan Gog Magog sebagai orang Yahudi. Contohnya seperti ditulis dalam buku 14th Century Travles for Sir John Mandeville. Didalam buku itu disebutkan bahawa hubungan antara bangsa Yahudi dan Gog Magog sebagai bangsa-bangsa yang terperangkap di belakang Gerbang Alexander yang terdiri dari Sepuluh Suku Yang Hilang Dari Bani Israel. Disebutkan juga terdapat suatu tradisi di Jerman yang menganggap kelompok “Red Jaws (Yahudi Merah)” akan menyerbu Eropa pada akhir zaman.
Sekarang, ketika terjadi beberapa kali konflik antara Barat dan Islam, Evengelis Barat menafsirkan Gog Magog sebagai gabungan dari negara-negara Islam.

Bersambung.

Baca juga: