Bangsa Sycthia Adalah Keturunan Suku Israel Yang Dibuang Raja Sargon II, Raja Asyria
Suku-suku Israel dari Kerajaan Israel Utara yang dibuang oleh bangsa Asyria pada tahun 721 SM telah menjadi suku nomad. Jair Davidy dalam bukunya yang berjudul Origin menyebutkan bahwa para ahli sejarah modern mencoba membedakan dua bagian bangsa Sycthia. Pertama yaitu sebutan Scythia untuk bangsa yang berada di barat Laut Kaspia dan utara Kaukasus. Kedua, sebutan Sakae untuk bangsa Scythia yang berada di timur Laut Kaspia. Bangsa Scythia-Sakae yang dikenal sebagai bangsa “Sexe” dan sebagai “Saxon”, atau “Anglo Saxon” adalah bangsa yang muncul dari bangsa Scythia-Sakae. Kota Saksin yang berada di barat Laut Kaspia, disebut Saxon City. Saksin adalah salah satu ibukota Khazar yang merupakan orang Scythia yang secara tradisional disebut sebagai keturunan suku-suku Israel dari garis Mannaseh dan Simeon.
Vahan M. Kurkijan (1958) dalam bukunya yang berjudul A History of Armenia, menyebut tentang adanya bekas-bekas kota Scythia di wilayah Uti Armenia. Kota itu bernama Shacasen. Kemungkinan dari kata itulah istilah Saxon muncul. Mereka memberi nama suku mereka dengan nama ini. Setelah kekalahan Scythia di Asia Barat, mereka melarikan diri ke padang rumput Eurasia. Kemudian mereka menuju ke barat yaitu Eropa dengan membawa nama Shacasen atau Saxon. Mereka tinggal di Jerman memasuki kepulauan Inggris hingga beranak pinak di sana.
Pada abad pertama Masehi, Josephus menegaskan bahwa penduduk Parthia-Sacae-Scytia adalah salah satu keturunan sepuluh suku yang hilang dari Bani Israel. Mereka dibuang oleh kerajaan Asyria sejak tahun 700 SM. Sepuluh suku Israel ini tersebar luas di seberang sungai Eufrat.
Amerika Serikat dan Inggris Adalah Keturunan Langsung Yakjuj Makjuj Scythia.
Hanok ben Galutyah (2007) dalam artikelnya yang berjudul The Republic of Sakha, Ancient Israelite Residue menyebutkan kekerabatan yang dekat antara orang berbahasa Turki di Asia Tengah dengan orang Amerika. Lebih lanjut Hanok menjelaskan:
“Terdapat bukti yang menarik bahwa penghuni asli benua Amerika (terutama Y-Haplogroup Q) juga mempunyai hubungan dengan orang berbahasa Turki. Artikel itu menyimpulkan, diantara masyarakat Asia Kuno yang mempunyai leluhur orang Turki diketahui telah berpindah dari tanah air mereka di Stepa Asia Tengah dan Siberia ke arah timur, barat, utara, dan selatan. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui pula bahwa rakyat asli Amerika telah berpindah tempat dari Asia ke tanah air baru mereka di Amerika beribu-ribu tahun yang lalu.”
Berdasarkan informasi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa benua Amerika termasuk lokasi kediaman Yakjuj dan Makjuj dari garis keturunan Turki-Scythia. Mereka memasuki benua Amerika dengan cara melewati Selat Bering, yaitu selat yang memisahkan antara benua Asia dan benua Amerika. Kemudian mereka melewati Alaska, menuju Kanada dan Amerika Serikat. Diantara mereka ada juga yang mengembara hingga ke Amerika Selatan.
Para penjelajah Cina dari Dinasti Ming (1421 M) yang pernah mengunjungi benua Amerika pada abad ke-14 pernah melihat penghuni benua Amerika yang suka memakan sesama manusia.
Sebuah artikel yang ditulis oleh United Church of God berjudul The United States and Britain in Alkitab Prophecy menjelaskan secara kronologis mengenai asal-usul keturunan bangsa Amerika dan Inggris. Sebagai pendahuluan, terdapat artikel yang berjudul Two Nation That Changed The World, sedangkan penjelasan tiap-tiap bab sebagai berikut:
1. “God’s Commitment to Abraham and His Descendants”. Bab ini menjelaskan dalil-dalil Alkitab yang berkenaan dengan janji Tuhan terhadap keturunan Ibrahim (Abraham).
2. “Israel Golden Age”. Bab ini menjelaskan masa keemasan Israel dibawah kepemimpinan nabi Daud dan Sulaiman.
3. “From Empire to Exile”. Bab ini berisi penjelasan mengenai sebab-sebab kehancuran Israel pasca wafatnya Sulaiman. Dimulai dari perpecahan Israel menjadi dua kerajaan yaitu Judea (Judah) dan Israel Utara (Efraim). Efraim adalah anak keturunan nabi Yusuf. Raja Jeroboam (Israel Utara) mengubah agama Israel menjadi penyembah berhala. Tuhan menghukum kerajaan Israel Utara dengan mengirim bala tentara Asyria. Kerajaan Israel Utara hancur, semua penduduknya dibuang, Israel keturunan Efraim hidup dalam pembuangan.
4. “The Mysterious Scythians Burst Into History”. Bab ini berisi penjelasan mengenai bangsa Scythia yang dihubungkan dengan hilangnya Sepuluh Suku Israel. Dijelaskan juga bahwa bangsa Scythia juga adalah Sepuluh suku bangsa Israel yang hidup dalam pembuangan.
5. “Britain and United States Inherit Jospeh’s Brithright. Bab ini berisi penjelasan tentang janji besar untuk keturunan Yusuf yang terdapat dalam Alkitab. Didalam Alkitab, Tuhan menjanjikan kepemimpan pada keturunan Yusuf. Bangsa Inggris dan AS dipercaya sebagai perwujudan janji Tuhan. Kehebatan militer Inggris dan Amerika di seluruh dunia merupakan janji Tuhan untuk keturunan Yusuf. Keduanya juga dianggap sebagai bangsa yang diberkati. Masa depan Anglo-Saxon yang cemerlang.
6. “From Punishment to Destiny”. Bab ini menjelaskan tentang perubahan hukuman menjadi berka. Yang dimaksud adalah janji disatukannya Israel dan Judah dibawah kepemimpinan Yesus yang akan turun pada akhir zaman. Penjelasan mengenai kemenangan Israel.
Dari artikel tersebut, dapat diketahui bahwa Scythia adalah keturunan Israel Efraim yang kemudian mengembara menjadi bangsa Anglo-Saxon di Inggris dan Amerika Serikat. Jika dihubungkan dengan pendapat Josephus yang menyebut Magog adalah bangsa Scythia berarti bangsa Israel, Amerika Serikat, dan Inggris adalah anak keturunan Magog (Makjuj). Hal ini berarti seluruh negara tersebut adalah Yakjuj dan Makjuj.
Steven M. Collins (2003) dalam bukunya, The Ten Tribes Of Israel...Found! berisi kesamaan tema dengan artikel United Church of God. Hanya saja yang membedakan, tulisan Collins tidak membahas mengenai Amerika Serikat.
Dalam ringkasan bukunya, Collins menulis “Scythia” adalah istilah yang digambarkan banyak orang sebagai suku yang hidup di Asia Kuno dekat Laut Hitam dan Laut Kaspia. Banyak suku Scythia, Sacae dinamakan menurut keturunan yang disegani di Alkitab sebagai Isaac. Sacae muncul di daerah ini setelah kejatuhan Kerajaan Israel. Orang Yunani mencatat bahwa orang Scythia di Laut Hitam adalah orang yang beradab. Mereka dikenal sebagai masayarakat yang menjauhkan diri dari agama asing serta mempunyai ciri khas Ibrani dengan larangan memakan daging babi.
Orang Scythia menamakan kembali semua sungai yang mengalir ke Laut Hitam dengan nama-nama modern sekarang seperti Danube, Don, dan lain-lain. Hal tersebut mereka lakukan untuk mengabadikan nama suku Israel yang bernama Dan. Suku Sacae hidup di sebelah utara Palestina (Laut Hitam) ketika nabi Jeremiah menyampaikan pesan kepada sepuluh suku Israel yang hidup di utara Palestina.
Inggris dan Amerika Adalah Keturunan Scythia.
Mayoritas ahli sejarah mengakui bahwa orang Anglo-Saxon membuat suatu persediaan kaum yang ditemui di beberapa bangsa Barat modern. Sebuah halaman website bernama Brit-Am (Britain Amerika) membicarakan secara khusus mengenai perjalanan diasporan Bani Israel (Sepuluh Suku Yang Hilang).
Website ini menyimpulkan orang-orang Inggris dan Amerika memiliki akar keturunan yang sama dari sepuluh suku Israel yang hilang, yaitu suku Scythia/Sacae atau Saxa/Saxon. Pada 1723 , seorang pelarian yang juga seorang cendekiawan gereja Perancis Huguenot, Dr. Jacques Abbadie menulis sebuah buku yang berjudul The Triumph of Providence (Kemenangan untuk Masa Depan). Di dalam bukunya ia menyatakan, “Adalah tidak mungkin sepuluh suku Israel terbang menghilang ke udara, atau terbenam ke dalam bumi. Mereka adalah sepuluh suku Gothic yang masuk Eropa pada abad kelima sebelum masehi,...dan mendirikan sepuluh bangsa Eropa modern.”
Menurut Jordanes dalam tulisannya yang berjudul “Getica”, suku Goth termasuk dalam keturunan suku Scythia. Mereka berasal dari kawasan yang berdekatan dengan Laut Azov. Menurut Jordanes, mereka pindah ke arah utara menuju Scandzia. Di tempat tersebut, mereka mendirikan sebuah pemisahan garis raja secara diam-diam di pulau Gotland.
Dalam website gereja “Orange Street Congregational Church”, menjelaskan 9 prinsip pemahaman kepercayaan yang menjadi landasan keimanan mereka. Pada prinsip ketujuh dan delapan berkaitan dengan kepercayaan terhadap bangsa Celto-Anglo-Saxon.
Prinsip ke-7 Kami percaya: Bangsa Israel terbagi menjadi dua kerajaan. Satu disebut Judah (Judea) dan satu lagi disebut Israel. Sekitar 745-676 SM, kerajaan Israel dibawa ke Asyria dan tidak pernah kembali ke Palestina. Mulai saat ini mereka menjadi Sepuluh Suku Israel Yang Hilang. Sejarah menceritakan kepada kita bahwa migrasi mereka dari Asyria melalui Rusia Selatan menuju Eropa dengan berbagai nama seperti Chimmeria, Goth, Angle, Jute, Saxon, Dane (Denmark), Viking dan penduduk Normandy.
Prinsip-8 Kami percaya: Keturunan yang benar dari Israel adalah Celto-Anglo-Saxon, Skandinavia, Jerman, Dutch (Belanda), rakyat Australia, Kanada, Afrika Selatn, Selandia Baru, Amerika (A Great Nation), dan Kepulauan Inggris (A Great Nation and Company of Nation).
Jika bukti tersebut dihubungkan dengan teori halaman situs yang dibuat oleh United Church of God yang berjudul “The United States and Britain in Alkitab Prophecy” serta buku karangan Steven M.Collins (2003) yang berjudul “The Lost Ten Tribes of Israel...Found!” dapat diketahui bahwa bangsa-bangsa Eropa, Amerika Serikat, dan Australia adalah keturunan Saxon (Scythia), bangsa Scythia sendiri adalah keturunan dari Magog.
John S.C. Abbot (1859) didalam bukunya yang berjudul “The Empire of Russia” menyebutkan bangsa Indian di Amerika Utara termasuk bangsa keturunan Scythia.
Teori Scythia adalah Yakjuj Makjuj adalah berasal dari Flavius Josephus. Ia menginditefisikan Magog (Makjuj) sebagai Scythians (orang Scythia) didalam bukunya yang berjudul “Jewish Antiquities” .
Magog berasal dari Magogians (orang Magog). Nama Magog berasal dari mereka. Orang Yunani disebut Scythians (Scythia).
Jika hal ini benar, ia akan mendukung pendapat Syaikh Abdurrahman As-Sa’di dalam bukunya “Fitnah Ad- Dajjal wa Yakjuj wa Makjuj” ia menjelaskan Yakjuj Makjuj adalah “Bangsa-bangsa Eropa dan orang yang mirip seperti mereka dari penduduk Amerika.”
Didalam kitab Ezekiel 38: 1-4 diterangkan:
“Datanglah kata Tuhan kepadaku, bunyinya, ‘Hai anak Adam! Tunjukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah Majuj, raja Jus, Mesekh, dan Tubal dan bernubuatlah akan halnya’. Katakanlah. Demikianlah kata Tuhan Hua. Hanya aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus, Mesekh, dan Tubal. Dan kubawa engkau berkeliling dan kububuhkan kait pada rahangmu...”
Didalam ayat tersebut, Juj diuraikan dengan sangat jelas. Dalam kutipan tersebut, Juj memiliki pengertian yang sama dengan Yakjuj dalam Al-Qur’an. Dia dikatakan sebagai raja Rusia, Moskow, dan Tubal. Sementara itu, Majuj (Makjuj) hanya dikatakan sebagai “Tanah Makjuj”. Tiga nama yang disebutkan dalam Alkitab ialah Rus atau Rusia, Masekh atau Moskow, dan Tubal atau Tobolsk. Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tobolsk adalah nama dua sungai yang terletak di sebelah utara Pegunungan Kaukasus. Sungai Omask nengalir melewati kota Mosko, sementara sungai Tobolsk adalah dua kota yang termahsyur di Rusia. Mengingt begitu jelasnya deskripsi, jadi tidak perlu diragukan lagi siapa Yakjuj itu.
Jadi jelas sekali yang dimaksud dengan Juj adalah Rusia, tempat kediaman bangsa Slavia, dan Makjuj adalah nama negara yang sama. Jadi, disatu sisi Juj dikatakan sebagai raja Rusia. Namun disisi lain dia digambarkan mendiami tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua suku bangsa yaitu, Slavia dan Teutionia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa Inggris dan Jerman. Hal ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa Juj adalah nama bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Makjuj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia.
Terlihat juga bahwa kedua bangsa di atas pada mulanya mendiami tanah yang sama. Bisa jadi Juj, dan Majuj adalah nama atau julukan nenek moyang untuk kedua bangsa ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya kenyataan bahwa patung Yakjuj dan Makjuj sudah berdiri di depan Guildhall London yang terkenal sejak jaman dahulu.
Jika dua nama itu tidak ada hubungannya dengan nenek moyang bangsa-bangsa ini, mengapa patung mereka ada pada gedung Dewan Perwakilan Rakyat ?
Berdasarkan keterangan yang terdapat didalam Alkitab, serta bukti sejarah yang telah dilengkapi dengan dua patung di London maka sudah dipastikan bahwa Yakjuj dan Makjuj bukan nama imajiner. Kedua nama itu adalah nama dua suku bangsa yang mendiami benua Eropa dan yang seluruhnya menutupi daratan Eropa. Dapat juga dilihat tanda-tanda yang jelas mengenai identitas bangsa-bangsa seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an bahwa mereka akan mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi. Berdasarkan dalil tersebut, JELASLAH BAHWA YAKJUJ MAKJUJ ADALAH BANGSA EROPA YANG NANTINYA AKAN MENGUASAI SELURUH MUKA BUMI.
Tuduhan kaum Orientalis-Zionis-Evangelis tentang Yakjuj Makjuj yang akan muncul pada akhir zaman adalah kaum Muslimin tidak beralasan. Sejarah dan inskripsi Yahudi sendiri (Flavius Josephus) yang membuktikan Gog Magog adalah bangsa Scythia (bangsa Indo-Eropa dan berbahasa Indo-Eropa). Para ahli Tafsir Alkitab dari Barat menafsirkan Scythia adalah keturunan bangsa Israel Utara yang pernah dibuang oleh kerajaan Assyria pada tahun 721 SM.
Bahkan setelah menemukan hubungan Scythia = Israel, para Evangelis Zionis ini mencoba membersihkan karakter Scythia dari kaum ganas abad ke-8 hingga 5 SM menjadi bangsa yang baik keturunan nabi Ishak (Isaac). Nama Isaac diduga berasal dari nama “Saca” atau “Scythia”. Kemudian demi menjaga hubugnan baik dengan Eropa dan Amerika para Evangelis-Zionis membuat suatu kesimpulan bahwa bangsa-bangsa Eropa dan Amerika adalah keturunan Sycthia (Israel).
Berdasarkan sumber-sumber Evangelis-Zionis ini dapat disimpulkan Gog Magog adalah Scythia atau Saca atau Saxon (Anglo Saxon) keturunan Israel, yang sekarang menjadi bangsa-bangsa Eropa dan Amerika.
Logikanya, kolonialisme bangsa Eropa atas negeri-negeri Timur dan Islam pada abad ke-18 hingga 20 M adalah salah satu episode keluarnya Yakjuj dan Makjuj.
Wallahualam Bissawab !
Sumber: Dikutip dari buku Jejak Yakjuj dan Makjuj Dalam Inskripsi Yahudi (Wisnu Sasongko)
Baca juga:
Suku-suku Israel dari Kerajaan Israel Utara yang dibuang oleh bangsa Asyria pada tahun 721 SM telah menjadi suku nomad. Jair Davidy dalam bukunya yang berjudul Origin menyebutkan bahwa para ahli sejarah modern mencoba membedakan dua bagian bangsa Sycthia. Pertama yaitu sebutan Scythia untuk bangsa yang berada di barat Laut Kaspia dan utara Kaukasus. Kedua, sebutan Sakae untuk bangsa Scythia yang berada di timur Laut Kaspia. Bangsa Scythia-Sakae yang dikenal sebagai bangsa “Sexe” dan sebagai “Saxon”, atau “Anglo Saxon” adalah bangsa yang muncul dari bangsa Scythia-Sakae. Kota Saksin yang berada di barat Laut Kaspia, disebut Saxon City. Saksin adalah salah satu ibukota Khazar yang merupakan orang Scythia yang secara tradisional disebut sebagai keturunan suku-suku Israel dari garis Mannaseh dan Simeon.
Vahan M. Kurkijan (1958) dalam bukunya yang berjudul A History of Armenia, menyebut tentang adanya bekas-bekas kota Scythia di wilayah Uti Armenia. Kota itu bernama Shacasen. Kemungkinan dari kata itulah istilah Saxon muncul. Mereka memberi nama suku mereka dengan nama ini. Setelah kekalahan Scythia di Asia Barat, mereka melarikan diri ke padang rumput Eurasia. Kemudian mereka menuju ke barat yaitu Eropa dengan membawa nama Shacasen atau Saxon. Mereka tinggal di Jerman memasuki kepulauan Inggris hingga beranak pinak di sana.
Pada abad pertama Masehi, Josephus menegaskan bahwa penduduk Parthia-Sacae-Scytia adalah salah satu keturunan sepuluh suku yang hilang dari Bani Israel. Mereka dibuang oleh kerajaan Asyria sejak tahun 700 SM. Sepuluh suku Israel ini tersebar luas di seberang sungai Eufrat.
Amerika Serikat dan Inggris Adalah Keturunan Langsung Yakjuj Makjuj Scythia.
Hanok ben Galutyah (2007) dalam artikelnya yang berjudul The Republic of Sakha, Ancient Israelite Residue menyebutkan kekerabatan yang dekat antara orang berbahasa Turki di Asia Tengah dengan orang Amerika. Lebih lanjut Hanok menjelaskan:
“Terdapat bukti yang menarik bahwa penghuni asli benua Amerika (terutama Y-Haplogroup Q) juga mempunyai hubungan dengan orang berbahasa Turki. Artikel itu menyimpulkan, diantara masyarakat Asia Kuno yang mempunyai leluhur orang Turki diketahui telah berpindah dari tanah air mereka di Stepa Asia Tengah dan Siberia ke arah timur, barat, utara, dan selatan. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui pula bahwa rakyat asli Amerika telah berpindah tempat dari Asia ke tanah air baru mereka di Amerika beribu-ribu tahun yang lalu.”
Berdasarkan informasi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa benua Amerika termasuk lokasi kediaman Yakjuj dan Makjuj dari garis keturunan Turki-Scythia. Mereka memasuki benua Amerika dengan cara melewati Selat Bering, yaitu selat yang memisahkan antara benua Asia dan benua Amerika. Kemudian mereka melewati Alaska, menuju Kanada dan Amerika Serikat. Diantara mereka ada juga yang mengembara hingga ke Amerika Selatan.
Para penjelajah Cina dari Dinasti Ming (1421 M) yang pernah mengunjungi benua Amerika pada abad ke-14 pernah melihat penghuni benua Amerika yang suka memakan sesama manusia.
Sebuah artikel yang ditulis oleh United Church of God berjudul The United States and Britain in Alkitab Prophecy menjelaskan secara kronologis mengenai asal-usul keturunan bangsa Amerika dan Inggris. Sebagai pendahuluan, terdapat artikel yang berjudul Two Nation That Changed The World, sedangkan penjelasan tiap-tiap bab sebagai berikut:
1. “God’s Commitment to Abraham and His Descendants”. Bab ini menjelaskan dalil-dalil Alkitab yang berkenaan dengan janji Tuhan terhadap keturunan Ibrahim (Abraham).
2. “Israel Golden Age”. Bab ini menjelaskan masa keemasan Israel dibawah kepemimpinan nabi Daud dan Sulaiman.
3. “From Empire to Exile”. Bab ini berisi penjelasan mengenai sebab-sebab kehancuran Israel pasca wafatnya Sulaiman. Dimulai dari perpecahan Israel menjadi dua kerajaan yaitu Judea (Judah) dan Israel Utara (Efraim). Efraim adalah anak keturunan nabi Yusuf. Raja Jeroboam (Israel Utara) mengubah agama Israel menjadi penyembah berhala. Tuhan menghukum kerajaan Israel Utara dengan mengirim bala tentara Asyria. Kerajaan Israel Utara hancur, semua penduduknya dibuang, Israel keturunan Efraim hidup dalam pembuangan.
4. “The Mysterious Scythians Burst Into History”. Bab ini berisi penjelasan mengenai bangsa Scythia yang dihubungkan dengan hilangnya Sepuluh Suku Israel. Dijelaskan juga bahwa bangsa Scythia juga adalah Sepuluh suku bangsa Israel yang hidup dalam pembuangan.
5. “Britain and United States Inherit Jospeh’s Brithright. Bab ini berisi penjelasan tentang janji besar untuk keturunan Yusuf yang terdapat dalam Alkitab. Didalam Alkitab, Tuhan menjanjikan kepemimpan pada keturunan Yusuf. Bangsa Inggris dan AS dipercaya sebagai perwujudan janji Tuhan. Kehebatan militer Inggris dan Amerika di seluruh dunia merupakan janji Tuhan untuk keturunan Yusuf. Keduanya juga dianggap sebagai bangsa yang diberkati. Masa depan Anglo-Saxon yang cemerlang.
6. “From Punishment to Destiny”. Bab ini menjelaskan tentang perubahan hukuman menjadi berka. Yang dimaksud adalah janji disatukannya Israel dan Judah dibawah kepemimpinan Yesus yang akan turun pada akhir zaman. Penjelasan mengenai kemenangan Israel.
Dari artikel tersebut, dapat diketahui bahwa Scythia adalah keturunan Israel Efraim yang kemudian mengembara menjadi bangsa Anglo-Saxon di Inggris dan Amerika Serikat. Jika dihubungkan dengan pendapat Josephus yang menyebut Magog adalah bangsa Scythia berarti bangsa Israel, Amerika Serikat, dan Inggris adalah anak keturunan Magog (Makjuj). Hal ini berarti seluruh negara tersebut adalah Yakjuj dan Makjuj.
Steven M. Collins (2003) dalam bukunya, The Ten Tribes Of Israel...Found! berisi kesamaan tema dengan artikel United Church of God. Hanya saja yang membedakan, tulisan Collins tidak membahas mengenai Amerika Serikat.
Dalam ringkasan bukunya, Collins menulis “Scythia” adalah istilah yang digambarkan banyak orang sebagai suku yang hidup di Asia Kuno dekat Laut Hitam dan Laut Kaspia. Banyak suku Scythia, Sacae dinamakan menurut keturunan yang disegani di Alkitab sebagai Isaac. Sacae muncul di daerah ini setelah kejatuhan Kerajaan Israel. Orang Yunani mencatat bahwa orang Scythia di Laut Hitam adalah orang yang beradab. Mereka dikenal sebagai masayarakat yang menjauhkan diri dari agama asing serta mempunyai ciri khas Ibrani dengan larangan memakan daging babi.
Orang Scythia menamakan kembali semua sungai yang mengalir ke Laut Hitam dengan nama-nama modern sekarang seperti Danube, Don, dan lain-lain. Hal tersebut mereka lakukan untuk mengabadikan nama suku Israel yang bernama Dan. Suku Sacae hidup di sebelah utara Palestina (Laut Hitam) ketika nabi Jeremiah menyampaikan pesan kepada sepuluh suku Israel yang hidup di utara Palestina.
Inggris dan Amerika Adalah Keturunan Scythia.
Mayoritas ahli sejarah mengakui bahwa orang Anglo-Saxon membuat suatu persediaan kaum yang ditemui di beberapa bangsa Barat modern. Sebuah halaman website bernama Brit-Am (Britain Amerika) membicarakan secara khusus mengenai perjalanan diasporan Bani Israel (Sepuluh Suku Yang Hilang).
Website ini menyimpulkan orang-orang Inggris dan Amerika memiliki akar keturunan yang sama dari sepuluh suku Israel yang hilang, yaitu suku Scythia/Sacae atau Saxa/Saxon. Pada 1723 , seorang pelarian yang juga seorang cendekiawan gereja Perancis Huguenot, Dr. Jacques Abbadie menulis sebuah buku yang berjudul The Triumph of Providence (Kemenangan untuk Masa Depan). Di dalam bukunya ia menyatakan, “Adalah tidak mungkin sepuluh suku Israel terbang menghilang ke udara, atau terbenam ke dalam bumi. Mereka adalah sepuluh suku Gothic yang masuk Eropa pada abad kelima sebelum masehi,...dan mendirikan sepuluh bangsa Eropa modern.”
Menurut Jordanes dalam tulisannya yang berjudul “Getica”, suku Goth termasuk dalam keturunan suku Scythia. Mereka berasal dari kawasan yang berdekatan dengan Laut Azov. Menurut Jordanes, mereka pindah ke arah utara menuju Scandzia. Di tempat tersebut, mereka mendirikan sebuah pemisahan garis raja secara diam-diam di pulau Gotland.
Dalam website gereja “Orange Street Congregational Church”, menjelaskan 9 prinsip pemahaman kepercayaan yang menjadi landasan keimanan mereka. Pada prinsip ketujuh dan delapan berkaitan dengan kepercayaan terhadap bangsa Celto-Anglo-Saxon.
Prinsip ke-7 Kami percaya: Bangsa Israel terbagi menjadi dua kerajaan. Satu disebut Judah (Judea) dan satu lagi disebut Israel. Sekitar 745-676 SM, kerajaan Israel dibawa ke Asyria dan tidak pernah kembali ke Palestina. Mulai saat ini mereka menjadi Sepuluh Suku Israel Yang Hilang. Sejarah menceritakan kepada kita bahwa migrasi mereka dari Asyria melalui Rusia Selatan menuju Eropa dengan berbagai nama seperti Chimmeria, Goth, Angle, Jute, Saxon, Dane (Denmark), Viking dan penduduk Normandy.
Prinsip-8 Kami percaya: Keturunan yang benar dari Israel adalah Celto-Anglo-Saxon, Skandinavia, Jerman, Dutch (Belanda), rakyat Australia, Kanada, Afrika Selatn, Selandia Baru, Amerika (A Great Nation), dan Kepulauan Inggris (A Great Nation and Company of Nation).
Jika bukti tersebut dihubungkan dengan teori halaman situs yang dibuat oleh United Church of God yang berjudul “The United States and Britain in Alkitab Prophecy” serta buku karangan Steven M.Collins (2003) yang berjudul “The Lost Ten Tribes of Israel...Found!” dapat diketahui bahwa bangsa-bangsa Eropa, Amerika Serikat, dan Australia adalah keturunan Saxon (Scythia), bangsa Scythia sendiri adalah keturunan dari Magog.
John S.C. Abbot (1859) didalam bukunya yang berjudul “The Empire of Russia” menyebutkan bangsa Indian di Amerika Utara termasuk bangsa keturunan Scythia.
Teori Scythia adalah Yakjuj Makjuj adalah berasal dari Flavius Josephus. Ia menginditefisikan Magog (Makjuj) sebagai Scythians (orang Scythia) didalam bukunya yang berjudul “Jewish Antiquities” .
Magog berasal dari Magogians (orang Magog). Nama Magog berasal dari mereka. Orang Yunani disebut Scythians (Scythia).
Jika hal ini benar, ia akan mendukung pendapat Syaikh Abdurrahman As-Sa’di dalam bukunya “Fitnah Ad- Dajjal wa Yakjuj wa Makjuj” ia menjelaskan Yakjuj Makjuj adalah “Bangsa-bangsa Eropa dan orang yang mirip seperti mereka dari penduduk Amerika.”
Didalam kitab Ezekiel 38: 1-4 diterangkan:
“Datanglah kata Tuhan kepadaku, bunyinya, ‘Hai anak Adam! Tunjukkanlah mukamu kepada Juj dan tanah Majuj, raja Jus, Mesekh, dan Tubal dan bernubuatlah akan halnya’. Katakanlah. Demikianlah kata Tuhan Hua. Hanya aku membalas kepadamu kelak, hai Juj, raja Rus, Mesekh, dan Tubal. Dan kubawa engkau berkeliling dan kububuhkan kait pada rahangmu...”
Didalam ayat tersebut, Juj diuraikan dengan sangat jelas. Dalam kutipan tersebut, Juj memiliki pengertian yang sama dengan Yakjuj dalam Al-Qur’an. Dia dikatakan sebagai raja Rusia, Moskow, dan Tubal. Sementara itu, Majuj (Makjuj) hanya dikatakan sebagai “Tanah Makjuj”. Tiga nama yang disebutkan dalam Alkitab ialah Rus atau Rusia, Masekh atau Moskow, dan Tubal atau Tobolsk. Rusia adalah nama negara, sedangkan Omask dan Tobolsk adalah nama dua sungai yang terletak di sebelah utara Pegunungan Kaukasus. Sungai Omask nengalir melewati kota Mosko, sementara sungai Tobolsk adalah dua kota yang termahsyur di Rusia. Mengingt begitu jelasnya deskripsi, jadi tidak perlu diragukan lagi siapa Yakjuj itu.
Jadi jelas sekali yang dimaksud dengan Juj adalah Rusia, tempat kediaman bangsa Slavia, dan Makjuj adalah nama negara yang sama. Jadi, disatu sisi Juj dikatakan sebagai raja Rusia. Namun disisi lain dia digambarkan mendiami tanah Majuj. Rusia terletak di Eropa. Penduduk Eropa terdiri dari dua suku bangsa yaitu, Slavia dan Teutionia. Bangsa Teutonia meliputi bangsa Inggris dan Jerman. Hal ini menunjukkan dengan sangat jelas bahwa Juj adalah nama bangsa Eropa Timur (Slavia), sedangkan Makjuj adalah nama bangsa-bangsa Eropa Barat, yaitu bangsa Teutonia.
Terlihat juga bahwa kedua bangsa di atas pada mulanya mendiami tanah yang sama. Bisa jadi Juj, dan Majuj adalah nama atau julukan nenek moyang untuk kedua bangsa ini. Hal ini dibuktikan dengan adanya kenyataan bahwa patung Yakjuj dan Makjuj sudah berdiri di depan Guildhall London yang terkenal sejak jaman dahulu.
Jika dua nama itu tidak ada hubungannya dengan nenek moyang bangsa-bangsa ini, mengapa patung mereka ada pada gedung Dewan Perwakilan Rakyat ?
Berdasarkan keterangan yang terdapat didalam Alkitab, serta bukti sejarah yang telah dilengkapi dengan dua patung di London maka sudah dipastikan bahwa Yakjuj dan Makjuj bukan nama imajiner. Kedua nama itu adalah nama dua suku bangsa yang mendiami benua Eropa dan yang seluruhnya menutupi daratan Eropa. Dapat juga dilihat tanda-tanda yang jelas mengenai identitas bangsa-bangsa seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an bahwa mereka akan mengalir dari tiap-tiap tempat yang tinggi. Berdasarkan dalil tersebut, JELASLAH BAHWA YAKJUJ MAKJUJ ADALAH BANGSA EROPA YANG NANTINYA AKAN MENGUASAI SELURUH MUKA BUMI.
Tuduhan kaum Orientalis-Zionis-Evangelis tentang Yakjuj Makjuj yang akan muncul pada akhir zaman adalah kaum Muslimin tidak beralasan. Sejarah dan inskripsi Yahudi sendiri (Flavius Josephus) yang membuktikan Gog Magog adalah bangsa Scythia (bangsa Indo-Eropa dan berbahasa Indo-Eropa). Para ahli Tafsir Alkitab dari Barat menafsirkan Scythia adalah keturunan bangsa Israel Utara yang pernah dibuang oleh kerajaan Assyria pada tahun 721 SM.
Bahkan setelah menemukan hubungan Scythia = Israel, para Evangelis Zionis ini mencoba membersihkan karakter Scythia dari kaum ganas abad ke-8 hingga 5 SM menjadi bangsa yang baik keturunan nabi Ishak (Isaac). Nama Isaac diduga berasal dari nama “Saca” atau “Scythia”. Kemudian demi menjaga hubugnan baik dengan Eropa dan Amerika para Evangelis-Zionis membuat suatu kesimpulan bahwa bangsa-bangsa Eropa dan Amerika adalah keturunan Sycthia (Israel).
Berdasarkan sumber-sumber Evangelis-Zionis ini dapat disimpulkan Gog Magog adalah Scythia atau Saca atau Saxon (Anglo Saxon) keturunan Israel, yang sekarang menjadi bangsa-bangsa Eropa dan Amerika.
Logikanya, kolonialisme bangsa Eropa atas negeri-negeri Timur dan Islam pada abad ke-18 hingga 20 M adalah salah satu episode keluarnya Yakjuj dan Makjuj.
Wallahualam Bissawab !
Sumber: Dikutip dari buku Jejak Yakjuj dan Makjuj Dalam Inskripsi Yahudi (Wisnu Sasongko)
Baca juga: