Dirham Fauzan Ibrahim

Rabu, 02 Januari 2013

Cold War series: Black Jet, U-2 Dragon Lady


Logo recoinaissance squadron U-2 Dragon Lady.

Perang dingin sejatinya adalah perang urat saraf antara blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat melawan blok Timur dibawah komando Uni Sovyet. Spionase dan saling mematai-matai kedua kubu merupakan salah satu medan tempur yang menciptakan kisah tersendiri yang menarik. Di era perang dinginlah cikal bakal tekhnologi pesawat mata-mata tercipta. Perkembangannya pun dikemudian hari menjadikan pesawat mata-mata tersebut tak sekedar menjalankan misi spionase udara tetapi dapat juga didaulat menjadi pesawat tempur pembom.

Pemerintah Amerika Serikat yang merupakan salah satu dari dua kubu yang terlibat dalam perang dingin mengembangkan pesawat mata-mata ini lewat program “Black Jet”. Black Jet adalah pesawat kombatan yang program pembuatannya ditutup rapat oleh pemerintah Amerika Serikat atas pertimbangan keamanan dan politis. Pesawat ini dibuat pada dasawarsa 1950 hingga tahun 1990, dan secara khusus dibuat untuk mendukung
operasi-operasi intelijen dan militer di wilayah yang memiliki sistem pertahanan yang kuat. Hasil dari program ini adalah pesawat intai U-2 Dragonlady, pesawat intai hipersonik SR-71 Blackbird, dan kedepannya lahir pula  pesawat pembom serang siluman F-117 Nighthawk, dan pesawat pembom strategis B-2 Spirit.

Kisah dibalik pembuatan pesawat-pesawat ini begitu menakjubkan, terlebih karena juga tidak semua karyawan yang membuatnya tahu tentang benda apa yang sedang mereka buat. Program Black Jet ini sendiri adalah upaya yang ditempuh Amerika Serikat untuk membangun superioritasnya. Black Jet adalah puncak keberhasilan Paman Sam setelah menciptakan berbagai material dan piranti canggih yang didulang dari aneka ragam disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berikut profil singkat dan kiprah pesawat-pesawat hasil program Black Jet Amerika Serikat.

U-2 DRAGON LADY
Ketika pesawat ini dipelihatkan kepada segelintir pejabat pemerintahan Amerika Serikat pada bulan Agustus 1955 di lanud Edwards, Nevada, Arizona sejumlah pejabat menyebutnya ‘black jet’. Bukan saja karena warnanya yang memang hitam legam, tetapi juga oleh seluruh proses pembuatannya mulai rancang bangun, anggaran, hingga spesifikasinya tak pernah dipublikasikan secara terbuka. Disiapkannya pesawat intai U-2 ini tak bisa dilepaskan dari kegugupan Amerika Serikat tatkala menghadapi konflik global pasca PD II dan ketidakmampuan dinas intelijen negeri ini dalam mengetahui pola pikir orang nonor satu di Kremlin. Meski keluar sebagai pemenang dalam PD II dan pernah bahu-membahu ketika melawan Jerman, Washington merasa harus menjaga jarak dengan Moskow. Itu karena Amerika Serikat tak pernah benar-benar percaya dengan orang-orang Rusia.

Ketidakpercayaan itu kemudian berkembang menjadi rasa curiga ketika Uni Sovyet sukses meracik sendiri bom atom dan meledakkannya pada tahun 1949. Berita tentang pengembangan uji coba bom atom Sovyet sendiri kerap sampai di telinga Dwight Eisenhower presiden Amerika Serikat kala itu tanpa ada peringatan dari CIA. Eisenhower kecewa dan sekaligus berpikir, “adakah peralatan canggih yang bisa digunakan untuk mengatasi ketidakmampuan CIA?”


U-2 Dragon Lady

#Proyek Skunk Works#
Clarence ‘Kelly’ Johnson adalah arsitek utama pembuatan U-2 dimana dia adalah enjinir di Lockheed. Setelah mendapat perintah dari presiden Eisenhower program U-2 pun digarap. Proyek ini dikerjakan dengan penuh rahasia. Para staf dan tekhnisi pun diwanti-wanti untuk tak bicara kepada siapa pun termasuk istri mengenai proyek ini. Pembiayaannya melalui jalur inkonvensional seperti mengirim cek via pos dan sebagainya.  U-2  dirancang untuk melakukan misi mata-mata diketinggian 70.000 kaki atau sekitar 21 kilometer diatas permukaan laut.  Kenapa harus 70.000 kaki ? Karena rudal darat ke udara yang sering menjadi ancaman pesawat  terbang tak bisa melesat lebih tinggi dari 60.000 kaki, demikian penjelasan para insinyur Lockheed. Sayapnya merentang sepanjang 80 kaki yang mampu menyimpan 1.350 galon bahan bakar. Sedangkan mesinnya dikerjakan oleh Prat & Whitney, sebuah perusahaan pembuat mesin pesawat di Hartford, Connecticut. Pakaian pilotnya pun khas, dan mirip seragam astronot berwarna oranye yang dilengkapi lifevest, oksigen darurat, dan sebagainya, begitu pula dengan helmnya. Berbicara mengenai “matanya”, U-2 Dragonlady dilengkapi kamera eletro optik beresolusi tinggi yang tersimpan dibagian perut. U-2 sendiri memiliki bermacam-macam kamera untuk berbagai keperluan. Versi orisinil dari deretan kamera U-2 adalah “B-camera”  yang dirancang khusus oleh Dr. Edwin Land, penemu kamera polaroid, serta astronom Harvard, Dr.James Baker pencipta lensa supersensitif.


Clarence ‘Kelly’ Johnson (kiri)

Gambaran dari keunggulan B-camera yaitu dapat memotret obyek seukuran koran dengan resolusi yang amat jelas dari ketinggian jelajah 70.000 kaki. Proyek pembuatan U-2 dan instalasi mata-matanya dikerjakan di hangar Lockheed di Burbank dengan kode sandi Aquanote. Pesawatnya sendiri
diberi kode The Angel. Dikerjakan oleh 23 enjinir yang dipimpin oleh Benjamin Rich dengan penanggung jawab proyek Clarence “Kelly” Johnson.  Proyek ini dinamakan Skunk Works. U-2 uji coba terbang pertama pada tanggal 2 Agustus 1955, namun baru pada tanggal 4 Agustus dapat benar-benar terbang hingga ketinggian 8.000 kaki dengan pilot Tony Le Vier yang merupakan kepala pilot penguji pada Skunk Works.

#Misi Pertama#
Eisenhower cenderung menginginkan nantinya pesawat ini diterbangkan oleh CIA dan bukannya USAF dengan alasan CIA lebih mampu menjaga kerahasiaan. Selain itu apabila terjadi sesuatu misalnya pesawat jatuh dan pilotnya tertangkap, apabila pilotnya sipil maka kesensitifannya tidaklah tinggi dibandingkan jika dipiloti oleh militer. Namun keputusan itu mendapat protes dari kalangan USAF, Panglima Komando Udara Strategis (SAC) Jend. Curtis LeMay menilai CIA sepertinya diizinkan memiliki AU sendiri. Akhirnya disepakati bahwa nantinya USAF akan mengoperasikan juga U-2.

U-2 terbang dengan misi perdana pada tanggal 4 Juli 1956, bertepatan dengan hari kemerdekaan Amerika Serikat. Pilot pertama misi ini adalah Harven Stockman, dari CIA. Detasemen pertama pesawat ini dinamakan “The First Weather Reconnaisance Squadron” , pura-pura untuk meneliti cuaca.
Berlokasi di pojok yang tersembunyi lanud Weisbaden, Jerman Barat dengan penjagaan ketat CIA bersenjata. U-2 terbang melintasi Polandia bagian utara, masuk ke wilayah Belarussia, melewati kota Minsk kemudian berbelok kiri memasuki kota Leningrad (sekarang dikenal dengan St. Petersburg).

Sejak penerbangan perdananya rupanya Uni Sovyet sudah dapat mengendus dengan radarnya. Tapi mujur pesawat-pesawat U-2 masih dapat kembali ke pangkalannya dengan selamat. Hingga pada 1 Mei 1960 misi mata-mata U-2 berlanjut lagi dan naas pun menimpa skuadron ini.

#Amerika Akhirnya Mengaku#
Misi mata-mata U-2 yang berkedok skuadron peneliti cuaca akhirnya terbongkar setelah pilot Gary Powers tertembak rudak SA-2 Soviet dan jatuh di wilayah Sverdlovsk, Uni Sovyet pada tanggal 1 Mei 1960. Kejadian tersebut berlangsung dua pekan menjelang KTT puncak antara AS dan Uni Sovyet di Paris. Meski membantah namun Eisenhower pada akhirnya tersudut setelah PM Nikita Kruschev mengumumkan kepada publik menjelang KTT dimulai bahwa pilot pesawat mata-mata itu tertangkap dan mengakui misi spionasenya. Eisenhower pun tak berkutik dan benar-benar dipermalukan. Dalam posisi tersudut, Eisenhower masih membela diri dengan alasan misi penerbangan itu dikarenakan Kruschev telah menolak usulan Amerika Serikat
tentang kebijaksanaan “ruang udara yang terbuka”. Demi melunakkan Soviet dan menyelamatkan KTT, Eisenhower pun mengumumkan bahwa pihaknya tidak akan melanjutkan lagi misi penerbangan tersebut. Namun tatkala Kruschev menuntut permintaan maaf, Eisenhower tak tahan dan KTT pun batal. Akibatnya  suhu perang dingin  pun makin meningkat. Pentagon sangat menyayangkan tertangkap hidup-hidupnya Gary Powers. Kenapa Gary Powers tidak bunuh diri saja ? Karena setiap akan terbang CIA membekali pilot U-2 dengan benda sebesar koin Dollar yang berisi pin berlapis racun untuk bunuh diri. Pin ini hanyalah alternatif untuk keluar dari penderitaan. Karena santer diberitakan bahwa jika perwira mata-mata yang tertangkap Sovyet akan mengalami siksaan dan cuci otak secara sadis.

Pilot Francis Gary Powers

Namun militer Sovyet tak cukup bodoh untuk memperlakukan Powers dengan cara seperti itu. Dia dimanfaatkan untuk mengorek informasi sekaligus dijadikan pertukaran mata-mata Sovyet yang tertangkap di New York pada tahun 1957, Kol. Rudolph Abel.


Koin 1 Dollar inilah yg dimodifikasi oleh CIA sebagai bekal pilot U-2 , berisi racun untuk bunuh diri jika tetangkap.

#In God We Trust, All Other We Monitor#
Pasca terbongkarnya misi mata-mata U-2. Amerika Serikat tetap melanjutkan program spionase udaranya, walau Eisenhower telah menghentikan misi tesebut di atas Soviet. Dengan sistem dan program recon terbaru U-2 cukup menyisir sepanjang perbatasan Sovyet saja tanpa harus masuk ke ruang
udaranya. Sementara itu Turki dan Jepang, dua negara  yang menjadi basecamp U-2 di luar Amerika Serikat terpaksa meminta pemerintah Amerika Serikat untuk menutup pangkalannya, sebagai akibat tekanan dari Sovyet.  CIA tetap menerbangkan U-2 karena terlanjur meyakini bahwa setiap foto U-2 setara dengan kerja 1000 mata-mata, apalagi karena misi pengintaian di atas Kuba berhasil mengusir kekuatan udara Sovyet dari negeri Fidel Castro itu. Ini terjadi pada tahun 1962, ketika secara diam-diam Sovyet mendirikan stasiun peluncur rudal balistik jarak sedang untuk menohok Amerika dari selatan.

Ketika pengoperasian U-2 dilakukan melalui kapal induk, praktis seluruh dunia terliput oleh U-2. Entah itu kawan maupun lawan:
  • Mei 1964, pesawat U-2 ditugasi memata-matai percobaan nuklir Perancis di Atol Muruora, Polinesia Perancis.
  • Pertengahan 1970, U-2 terbang ke Berbera, Somalia untuk memotret instalasi Sovyet disana. Sovyet dikabarkan membangun pelabuhan di Berbera yang dapat dijadikan pusat penyimpanan dan suplai senjata untuk termasuk rudal untuk armada Sovyet di Samudera Hindia.
  • April 1974, CIA mengakhiri kiprahnya sebagai operator U-2 selama 20 tahun dan menyerahkan sepenuhnya kepada USAF. Tugas U-2 pun diperluas untuk memantau bencana, topografi, bahkan memantau peredaran narkoba dan  perkembangan  ladang poppy di seluruh dunia.

Pesawat ini juga diterbangkan ke Kutub Utara, Alaska. Juga dari Australia untuk wilayah Pasifik, dan dari Diego Garcia di Samudera Hindia. Pangkalan udara Laverton, Australia dianggap sebagai padanan pangkalan utama U-2 yang berada di lanud Edwards, Amerika Serikat.

Tak diketahui apakah Indonesia termasuk sasaran patroli rutin U-2 Dragonlady dari Laverton, khususnya pada masa Trikora dan Dwikora. Yang pasti Belanda kaget ketika seorang perwira CIA memperlihatkan foto udara persiapan kekuatan militer Indonesia untuk merebut Irian Barat di lanud Iswahjudi . Pada pangkalan AURI di Madiun tersebut berjejer pesawat pembom Tu-16 dan jet tempur MiG-21.

Pasca perang dingin misi mata-mata U-2 berlanjut,
  • Tahun 1990, pengoperasian U-2 terutama ditujukan terhadap Iraq sebagai langkah awal Operation Desert Storm.  U-2 yang beroperasi di Iraq ini diterbangkan dari Arab Saudi. Sedangkan untuk Bosnia terkait dengan peperangan sebagai akibat pecahnya negara Yugoslavia. U-2 dalam misi Bosnia diterbangkan dari pangkalannya di Inggris kemudian Perancis.
  • Oktober 1998, U-2 terbang diatas Kosovo untuk memantau perkembangan konflik etnis di Balkan. Ketika Serbia berusaha menekan bekas wilayahnya yang ingin memisahkan diri itu. U-2 untuk misi Kosovo berpangkalan di Aviano, Italia.
  • September 2001,  Operation Enduring Freedom dikampanyekan Amerika Serikat pasca tragedi 9/11. U-2 ditugaskan memata-matai Afghanistan sebelum pasukan koalisi memasuki wilayah tersebut. Pangkalannya berada di lanud Al Dhafra di dekat Abu Dhabi, UEA. Karena Arab Saudi menampik wilayahnya untuk operasi tersebut.
  • Februari 2003, Penerbangan mata-mata U-2 di Iraq dimulai kembali dengan mendukung PBB dalam inspeksi persenjataan Iraq. Namun misi tersebut tidak lama karena Bush mencari-cari alasan guna menginvasi Saddam Husein. Operation Iraqi Freedom pun digelar. Operasi militer besar-besaran ini melibatkan 15 pesawat U-2. Kali ini Arab Saudi mengizinkan wilayahnya untuk ditempat dua pesawat U-2.

USAF sendiri meningkatkan lagi kemampuan  mata-mata dan jelajah pesawat  ini sehingga diharapkan tetap dapat dioperasikan hingga tahun 2040 meskipun ada rencana Pentagon untuk memensiunkan U-2 yang diumumkan pada 26 Januari 2012 lalu.
Pesawat jet yang telah berusia lebih dari setengah abad itu masih terus beroperasi memantau dan mengawasi dunia dari udara. Sebagaimana kredo dari skuadron ini, IN GOD WE TRUST, ALL OTHER WE MONITOR.

Sumber: Edisi Koleksi Angkasa, Cold War series.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar